Beras Analog, Beras Tiruan Yang Sehat

May 26, 2015


Dimanalagie | Beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Tingkat konsumsi beras di Indonesia lebih tinggi daripada Negara Asia Tenggara lainya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan adanya beras import.

Masyarakat Bekasi dihebohkan dengan munculnya beras plastik yang dilaporkan oleh Dewi Septiana, pada Selasa 19 Mei 2015. Namun, tidak selamanya beras sintetis atau buatan berbahaya bagi tubuh manusia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan beras analog atau beras tiruan yang diklaim lebih menyehatkan dari beras biasa dan tidak mengandung bahan kimia semacam plastik.

"Jika benar beras plastik yang ditemukan di Bekasi mengandung Polyvinyl khloride seperti hasil uji laboratorium, maka beras tersebut dipastikan tidak layak konsumsi manusia.Sebab bahan kimia tersebut tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan dan menimbulkan reksi penolakan dari dalam tubuh." Kata Listyani selaku deputi kepala BPPT bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi  (TAB).

Beras Analog, Beras Tiruan Yang Sehat

Bahan utama dari beras analog meliputi sorgum,sagu, dan jagung yang aman dikonsumsi serta memiliki kandungan glukosa yang lebih rendah dari beras biasa. Beras analog yang dikembangkan BPPT memiliki kandungan protein 12 %, lebih tinggi dibandingkan dengan beras biasa yang hanya 6-8 % saja. Kandungan serat beras analog juga tinggi yang baik bagi pencernaan.

Beras ini masih di produksi secara komersial dan masih berskala kecil, oleh karena itu harga beras ini mencapai Rp. 9000 - Rp. 14.000 perkilogramnya. Dengan adanya beras analogbisa mengurangi kebutuhan beras dan jika diproduksi secara luas diharapkan harga bisa lebih terjangkau.

Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »